Phbs rumah tangga

Buka Info


 
Buka info – Edukasi kesehatan. Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran semua anggota keluarga dan masyarakat, sehingga keluarga dan masyarakat itu dapat menolong dirinya sendiri dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat, dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga. Oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangakan oleh semua pihak secara keseluruhan (totalitas). Dalam lingkup rumah tangga, untuk ber-PHBS kegiatanya cukup banyak seprti tidak merokok dalam rumah, memberi ASI, menimbang balita secara rutin, memberantas jentik nyamuk, dll. Khusus dalam program PAMSIMAS, sebagaimana tercakup dalam Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM), ada 4 pilar per-PHBS, yaitu:
1.      Stop Buang Air Besar Sembarangan (STOP BABS)
2.      Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
3.      Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
4.      Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
5.      Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga
MANFAAT BER-PHBS
Manfaat rumah tangga dan masyarakat ber-PBHS antara lain:
1.    Seluruh anggota keluarga dan masyarakat menjadi sehat
2.    Anak akan tumbuh cerdas dalam lingkungan yang sehat
3.    Masyarakat akan mampu mewujudkan lingkungan yang sehat
4.    Mampu mencegah dan menaggulangi penyakit dan masalah kesehatan
5.    Biaya untuk kesehatan (penyakit) dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain
4 PILAR PHBS
1.      Stop Babs
Sampai saat ini, diperkirakan sekitar 47% masyarakat Indonesia masih buang air besar sembarangan, ada yang berperilaku buang air besar ke sungai, kebon, sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya. Perilaku seperti tersebut jelas sangat merugikan kondisi kesehatan masyarakat, karena tinja dikenal sebagai media tempat hidupnya bakteri coli yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit diare. Tahun 2006 sebesar 423 per 1000 penduduk terserang diare dengan angka kematian sebesar 2,52 %. Berbagai alasan digunakan oleh masyarakat untuk buang air besar sembarangan, antara lain anggapan bahwa membangun jamban itu mahal, lebih enak BAB di sungai, tinja dapat untuk pakan ikan, dan lain-lain yang akhirnya dibungkus sebagai alasan karena kebiasaan sejak dulu, sejak anak-anak, sejak nenek moyang, dan sampai saat ini tidak mengalami gangguan kesehatan. Alasan dan kebiasaan tersebut harus diluruskan dan dirubah karena akibat kebiasaan yang tidak mendukung pola hidup bersih dan sehat jelas-jelas akan memperbesar masalah kesehatan. Dipihak lain bilamana masyarakat berperilaku higienis, dengan membuang air besar pada temapt yang benar, sesuai dengan kaidah kesehatan, hal tersebut akan dapat mencegah dan menurunkan kasus-kasus penyakit menular. Dalam kejadian diare misalnya, dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, dalam hal ini meningkatkan jamban keluarga, akan dapat menurunkan kejadian diare sebesar 32%.
Mengapa harus stop BABS?
Tinja atau kotoran manusia merupakan media sebagai tempat berkembang dan berinduknya bibit penyakit menular (missal kuman/bakteri, virus dan cacing). Apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat, missal kebon, kolam, sungai, dll maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan, dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia, dan berisiko menimbulakan penyakit pada seseorang dan bahkan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas. Stop buang air besar sembarangan (STOP BABS) akan memberikan manfaat dalam hal-hal sebagai berikut:
a. Menjaga lingkungan menjadi bersih, sehat, nyaman dan tidak berbau
b. Tidak mencemari sumber air yang dapat dijadikan sebagai air baku air minum atau air untuk kegiatan sehari-hari lainya seperti mandi, cuci, dll
c. Tidak mengundang serangga dan binatang yang dapat menyebarluaskan
bibit penyakit, sehingga dapat emncegah penyakit menular.
Kemana tinja harus dibuang?
Mengingat tinja merupakan bentuk kotoran yang sangat merugikan dan membahayakan kesehatan masyarakat, maka tinja harus dikelola, dibuang dengan baik dan benar. Untuk itu tinja harus dibuang pada suatu “wadah” atau sebut saja JAMBAN KELUARGA. Jamban yang digunakan masyarakat bisa dalam bentuk jamban yang paling sederhana, dan murah, misal jamban CEMPLUNG, atau jamban yang lebih baik, dan lebih mahal misal jamban leher angsa dari tanah liat, atau bahkan leher angsa dari bahan keramik. Prinsip utama tempat pembuangan tinja adalah suatu wadah atau tempat yang mampu menjaga atau mencegah tinja tersebut TIDAK MENCEMARI AIR terutama air untuk sumber air minum DAN TIDAK MENCEMARI TANAH.
Siapa yang harus menggunakan jamban?
Semua anggota keluarga harus menggunakan jamban untuk membuang tinja, baik anak-anak (termasuk bayi dan anak balita) dan lebih-lebih orang dewasa. Dengan pemikiran tertentu, oleh orang tua seringkali tinja bayi dan anak-anak dibuang sembarangan oleh orang tuanya, misal kehalaman rumah, kebon, dll. Hal ini perlu diluruskan, bahwa tinja bayi dan anak-anak juga harus dibuang ke jamban, karena tinja bayi dan anak-anak tersebut sama bahayanya dengan tinja orang dewasa.
Peran kader masyarakat?
Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesadaran dan berkepentingan untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku stop buang air besar sembarangan, yaitu anttara lain:
a. memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku buang air besar yang benar dan sehat.
b. melakukan pendataan rumah tangga yang anggota keluarganya masih BAB Sembarangan, mendata rumah tangga yang sudah memiliki jamban “sederhana” dan mendata keluarga yang sudah memiliki jamban yang sudah lebih sehat (leher angsa)
c. mengadakan kegiatan yang sifatnya memicu, mendampingi, dan memonitor perilaku masyarakat dalam menghentikan kebiasaan buang air besarsembarangan, sehingga dalam tatanan dusun/desa terwujud kondisi TERBEBAS DARI PERILAKU BUANG AIR BESAR SEMBARANGAN.
d. menggalang daya (bisa tenaga ataupun dana) antar sesama warga untuk memberi bantuan dalam pembangunan jamban bagi warga yang lain.
e. menjadi resource-lingker (penghubung) antar warga masyarakat dengan berbagai pihak terkait yang berkepentingan dalam mewujudkan jamban yang sehat (improved jamban).
2. Cuci tangan pakai sabun
Dari aspek kesehatan masyarakat, khususnya pola penyebaran penyakit menular, cukup banyak penyakit yang dapat dicegah melalui kebiasan atau perilaku higienes dengan cuci tangan pakai sabun (CTPS), seperti miisal penyakit diare, typhus perut, kecacingan, flu burung, dan bahkan flu babi yang kini cukup menghebohkan dunia. Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan pakai sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini disebabkasn perilaku tersebut masih sangat rendah, dimana baru:
12% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun setelah buang air besar,
hanya 9% ibu-ibu yang mencuci tangan pakai sabun setelah membersihkan tinja bayi dan balita,
hanya sekitar 7% masyarakat yang cuci tangan pakai sabun sebelum memberi makan kepada bayi,
baru 14% masyarakat cuci tangan pakai sabun sebelum makan. Dengan perilaku cuci tangan yang benar, yaitu pakai sabun dan menggunakan air bersih yang mengalir akan dapat menurunkan kejadian diare sampai 45%.
Mengapa perlu cuci tangan pakai sabun?
Perilaku cuci tangan pakai sabun ternyata bukan merupakan perilaku yang biasa dilakukan sehari-hari oleh masyarakat pada umumnya. Rendahnya perilaku cuci tangan pakai sabun dan tingginya tingkat efektifitas perilaku cuci tangan pakai sabun dalam mencegah penularan penyakit, maka sangat penting adanya upaya promosi kesehatan bermaterikan peningkatan cuci tangan tersebut. Dengan demikian dapat dipahami betapa perilaku ini harus dilakukan, antara lain karena berbagai alas an sbb:
a. Mencuci tangan pakai sabun dapat mencegah penyakit yang dapat menyebabkan ratusan ribu anak meninggal setiap tahunya.
b. Mencuci tangan dengan air saja tidak cukup
c. CTPS adalah satu-satunya intervensi kesehatan yang paling “cost-effective” jika dibanding dengan hasil yang diperolehnya.
Kapan harus cuci tangan?
Ada 5 waktu kritis untuk cuci tangan pakai sabun yang harus diperhatikan, yaitu
saat-saat sebagai berikut:
a. Sebelum makan
b. Sebelum menyiapkan makanan
c. Setelah buang air besar
d. Setelah menceboki bayi/anak
e. Setelah memegang unggas/hewan
Selain 5 waktu kritis tersebut, ada beberap waktu lain yang juga penting dan
harus dilakukan cuci tangan, yaitu:
- Sebelum menyusui bayi
- Setelah batuk/bersin dan membersihkan hidung
- Setelah membersihkan sampah
- Setelah bermain di tanah atau lantai (terutama bagi anak-anak)
Manfaat cuci tangan?
Ada beberapa manfaat yang diperoleh setelah seseorang melakukancuci tangan pakai sabun, yaitu antara lain:
a. membunuh kuman penyakit yang ada ditangan
b. mencegah penularan penyakit, seperti disentr, flu burung, flu babi, typhus, dll
c. tangan menjadi bersih dan bebas dari kuman.
Bagaimana mencuci tangan yang benar?
a. cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai sabun seperlunya
b. bersihkan telapak tangan, pergelangan tangan, sela-sela jari dan punggung tangan
c. bersihkan tangan pakai lap bersih.
Peran kader masyarakat?
Kader kesehatan, atau kelompok masyarakat desa yang berkesdaran untuk memajukan dan meningkatkan derajat kesehatan mempunyai peran yang sangat penting dalam promosi perilaku cuci tangan pakai sabun, diantaranya adalah:
a. memanfaatkan setiap kesempatan di dusun/desa untuk memberikan penyuluhan tentang pentingnya perilaku CTPS.
b. mengadakan kegiatan yang sifatnya “suatu gerakan” cuci tangan pakai sabun sehingga dapat menarik perhatian masyarakat, seperti pada hari besar kesehatan, pesta desa, dll
3. Pengamanan Air Minum Rumah Tangga
Air merupakan kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum, mandi, cuci, dan keperluan lainnya. Bila kita tidak menggunakan air yang bersih. Air banyak dijumpai di alam, dan merupakan benda social yang melimpah ruah seperti kita lihat di laut, sungai, danau dan lain-lain. Namun demikian air yang bersih yang sehat merupakan benda ekonomi, yang kini susah untuk diperoleh bagi masyarakat. Air merupakan suatu unsure yang sangat penting dalam aspek kesehatan masyarakat, dimana air dapat menjadi sumber dan tempat perindukan dan media kehidupan bibit penyakit. Banyak penyakit yang tterkait dengan air, baik air kotor dan bahkan juga air yang bersih secara fisik, seperti diare, demam berdarah, dll Air dialam akan digunakan sebagai sumber air baku air minum bagi masyarakat. Air yang tercemar akan menyebabkan susah dalam pengolahanya, memerlukan teknologi yang kadang-kadang canggih. Untuk itu air dialam harus dipelihara, dan diccegah dari pencemaran.
Syarat Air Bersih?
Air bersih dan air minum harus memenuhi syarat kesehatan, baik syarat fisik, biologi maupun kimiawi.
Syarat fisik dapat dibedakan melalui inder kita, seperti dapat dilihat, dirasa, dicium, diraba. Secara fisik air harus memenuhi syarat sbbi:
air tidak berwarna, bening/jernih
air tidak keruh, bebas dari lumpur, sampah, busa, dll
air tidak berasa, tidak rasa asin, tidak rasa asam, tidak payau
air tidak berbau, tidak bau amis, anyir, busuk, tdak bau belerang, dll
Manfaat Air Bersih?
Air yang bersih dan sehat, akan memberi menfaat bagi kesehatan masyarakat, seprti terhindar dari gangguan penyakit diare, cholera, disentri, thypus, penyakit kulit, dll Disamping dari aspek penyakit, air juga sangat penting untuk aspek kebersihan diri, atau hygiene perorangan.
Sumber Air Bersih?
Air bersih untuk kebutuhan dapat diperoleh dari berbagai sumber. Namun seringkali sumber air bersih jauh dari lokasi tempat tinggal suatu kelompok masyarakat, sehingga sulit dan membutuhkan tenaga dan biaya untuk mendapatkannya.
Sumber-sumber air tersebut adalah:
mata air
air sumur (bias sumur dalam atau sumur dangkal)
air ledeng atau perusaahan air minum
air hujan
air dalam kemasan
Menjaga Sumber Air bersih?
Sumber mata air harus dilindungi dari bahan pencemar, baik cemaran fisik, cemaran biologi maupun cemaran kimiawi
Sumur gali, sumur pompa, kran-kran umum dan juga mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak, seperti lantai sumur tidak boleh retak, tidak rusak, bibir sumur diplester, dll
Lingkungan sumber air harus dijaga kebersihannya, seprti tidak boleh untuk tempat pembuangan sampah, tidak ada genangan air, dll
Gayung, timba, dan ember pengambil air harus dijaga tetap bersih, tidak diletakan di lantai.
Jarak sumber air (missal sumur) tidak boleh berdekatan dengan tangki jamban keluarga, tidak boleh ada berdekatan dengan kandang ternak.
Dan lain-lain
Cara Menjaga Air Minum Yang Ada Di Rumah Supaya Sehat?
Meskipun air terlihat bersih, namun air tersebut belum tentu bebas dari kuman penyakit. Untuk itu air harus direbus dulu sampai mendidih, karena kuman akan mati pada suhu 100 derjat C (saat air ,mendidih). Disamping cara tersebut diatas, ada beberapa cara untuk membunuh kuman dalam air, misal derngan member bahan-bahan kimia terbatas yang sudah dinyatakan aman bagi kesehatan (misal air rahmat, sodis, dll)
Peran Kader?
Melakukan pendataan rumah tangga mana yang sudah dan yang belum memiliki ketersedian air bersih/air minum di rumahnya
Bersama dengan tokoh masyarakat/pemerintah desa, berusaha untuk mencari sumber air, berupaya mencari jalan kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan air bersih bagi lingkungannya
Membentk kelompok pemakai air (pokmair misalnay) untuk mengawasi sumber air, memelihara saluran air dan memperbaiki kerusakan bilamana terjadi.
Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk member bantuan dalam penyedian air bersih dan air minum
Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat , tentang air yang sehat bagi masyarakat, dll.
4. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sampah adalah limbah yang bersifat padat, terdiri dari bahan yang bias membusuk (organic) dan tidak membusuk (anorganik) yang dianggap sudah tidak berguan lagi dan harus dikelola agar tidak membahayakan lingkungan dan masyarakat. Namun demikian anggapan bahwa sampah itu tidak berguna kini mulai memudar, karena ternyata kini sampah justru mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi sehingga “sampah” bias menjadi barang rebutan, untuk diolah atau digunakan kembali, dan kemudian dijula sebagai bahan komoditas yang sangat menggiurkan. Sampah yang dihasilkan di pedesaan relative sedikit dibandingkan dengan lahan di desa tersebut. Jenis sampah pada umumnya berupa bahan-bahan organic yang mudah hancur secara alami oleh alam-lingkungan.
Mengapa Sampah Perlu Di Kelola?
Sampah harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat menjadi tempat perindukan vector bibit penyakit penyakit. Sampah akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , tikus, dan anjing. Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah yang tidak dikelola dengan benar antara lain : demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain.
Jenis Jenis Sampah?
Sampah digolongkan menjadi dua jenis yaitu sampah basah (organic) dan sampah kering (non-organik) Sampah basah biasanya akan mudah mengalami pembusukan, seperti missal sisa makanan, sisa sayuran, buah-buahan, daun, dan lain-lain Sampah kering relative sukar dan bahkan tidak dapat mebusuk, separti misal kayu, sisa kertas, botol, plastic, sisa-sisa bangunan ( pecahan batu, batu bata) seng, logam, kaca, dan lain-lain.
Kemana Sampah Harus Di Buang?
Untuk pedesaan, pada umumnya sampah biasanya ditangani dengan beberapa cara, yaitu :
Dengan dibakar
Dibuang ke lubang galian
Dibuat kompos
Apa itu 3R?
Namun dengan berkembangnya dunia usaha dan juga ilmu pengetahuan, kini sampah dapat dikelola dengan lebih menguntungkan, yaitu yang dikenal dengan istilah pendekatan 3R ( reduce, reuse dan recycle) Reduce, adalah upaya pengelolaan sampah dengan cara mungurangi volume sampah itu sendiri. Cara ini sifatnya lebih mengarah ke pendekatan pencegahan. Misal kalo beli sayuran pilihlah sayuran yang sesedikit mungkin dibuang, kalo ambil makanan jangan berlebihan, sehingga akan mengurangi makanan yang menjadi sampah. Reuse, yaitu suatu cara untuk menggunakan kembali sampah yang ada, untuk keperluan yang sama atau fungsinya yang sama. Misal botol sirop digunakan kembali untuk botol sirop, atau untuk botol kecap. Tentunya proses ini harus dilakukan dengan baik, missal dengan dicuci yang benar. Recycle, atau daur ulang, adalah pemanfaatan limbah melalui pengolahan fisik atau kimia, untuk mengahsilkan produk yang sama atau produk yang lain. Misal sampah organik diolah menjadi kompos, besi bekas diolah kembali menjadi barang-barang seni dari besi, dll
Peran Kader?
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengelola sampah dengan benar, dan bila mungkin dapat mendatangan keuntungan secara financial
Menggalang pihak lain, termasuk dunia usaha untuk memberi bantuan dalam pengelolaan sampah
Memanfaatkan setiap kesemapatan untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat , tentang persampahan terkait masalah kesehatan masyarakat
5. Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga
Limbah cair rumah tangga merupakan limbah yang berbentuk cair yang merupakan timbulan dari kegiatan rumah tangga. Limbah cair ini dapat berasal dari kamar mandi, peturasan, cucian barang/bahan dari dapur. Dalam pengertian ini limbah cair ini tidak termasuk limbah cair yang berasal dari WC/jamban keluarga. Limbah cair dari kegiatan rumah tangga volumenya relative sedikit dibanding dengan luas lahan yang ada di desa tersebut. Namun demikian limbah cair tersebut tetap harus dikelola, karena kalo dibuang sembarangan akan membuat lingkungan kotor, berbau, dan mengurangi estetika dan kebersihan lingkungan.
Mengapa Limbah Cair Perlu di Kelola?
Limbah cair harus dikelola dengan baik dan benar, karena bila tidak akan dapat menjadi tempat perindukan vector bibit penyakit penyakit.Limbah cair akan menarik binatang-binatang yang dikenal dalam aspek kesehatan dapat menyebarluaskan penyakit, seperti misal lalat, kecoa , tikus. Penyakit-penyakit yang berkaitan erat dengan sampah yang tidak dikelola dengan benar antara lain : demam berdarah, disentri, thypus, dan lain-lain.
Kemana limbah Cair Harus di Buang?
Limbah cair harus dibuang pada sarana pengolahan air limbah, (SPAL) yang dapat dibuat oleh masing-masing rumah tangga. Bentuk SPAL dapat berupa sumuran ataupun saluran dengan ukuran tertentu. Sumuran atau saluran tersebut diberi bahan-bahan yang dapat berfungsi untuk menyaring unsure yang terkandung dalam limbah cair. Bahan tersebut disusun dengan formasi urutan sebagai berikut:
- Batu belah ukuran diameter 5-10 cm
- Ijuk
- Batu belah diameter 10-15 cm
Peran Kader?
Memberikan motivasi kepada masyarakat untuk mengelola limbah cair dengan benar, dan bila mungkin dapat dijadikan media yang dpat dimanfaatkan secara ekonomi.
Menghubungi unit/instansi terkait untuk memberikan bimbingan teknis dalam pembangunan sarana (SPAL).
Memanfaatkan setiap kesempatan yang ada untuk memberi penyuluhan kepada masyarakat tentang hidup bersih dan sehat, menjaga lingkungan yang bersih aman dan nyaman.